Cintai Allah, Niscaya Allah Akan Mencintaimu

Laily Fitriya Ningrum

sumber : https://id.pinterest.com/pin/3307399716845740/

Definisi mencintai Allah SWT tentunya telah kita ketahui dalam rukun iman. Pengertian iman kepada Allah yakni membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikarkan dengan lisan serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata. Jadi seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin atau orang yang beriman sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Iman juga memberi petunjuk dan tuntunan serta menaruh perhatian besar terhadap realitas kehidupan manusia. Dengan kata lain, iman benar-benar sebagai aspek keyakinan berkolerasi positif, memberi pengaruh kuat dan signifikan terhadap kualitas kehidupan manusia. Allah SWT memerintahkan agar umat manusia beriman kepadanya, sebagaimana firman Allah SWT:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اٰمِنُوْا بِا للّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَا لْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَا لْكِتٰبِ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗ وَمَنْ يَّكْفُرْ بِا للّٰهِ وَمَلٰٓئِكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًاۢ بَعِيْدًا

Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 136)

Ayat di atas memberikan penjelasan apabila kita ingkar kepada Allah, maka akan mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan pernah merasakan kebahagian dalam hidupnya. Oleh karena itu, berimana kepada Allah SWT sesungguhnya adalah untuk kebahagian manusia baik di dunia maupun di akhirat. Bentuk cinta kita kepada Allah SWT sabagai umat muslim dapat kita lakukan dengan melaksanakan kewajiban yang telah Allah firmankan dalam Al Qur’an, seperti solat lima waktu, berpuasa dibulan ramadhan, membayar zakat, bersodakoh, menjauhi zina dan sebagainya. Yang mana dalam Islam dikenal dengan istilah amar ma’ruf nahi munkar. Dalam masyarakat Islam Indonesia term amar ma’ruf nahi munkar telah menjadi semboyan yang secara maknawi mengandung makna perjuangan untuk membela kebenaran dan memberantas kemungkaran. Perbuatan munkar menjadikan manusia memiliki sifat angkuh, syirik, kufur, zhalim dan semua yang dilarang Allah dan rasul-Nya. Sifat-sifat tersebutlah yang menyebabkan hilangnya kenikmatan hidup atau rasa syukur sebagai orang muslim.

 

DAFTAR PUSTAKA

Muhayati, S., dan C. Ratih. 2021. Iman Kepada Allah dan Perhatian Orang Tua Terhadap Budaya Nyontek Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Bimbingan dan Konseling. 1(1): 1-9.

Syeikh, A. K. 2018. Rekonstruksi Makna dan Metode Penerapan Amar Ma’ruf Nahi Munkar Berdasarlam Al Qur’an. Jurnal Manajemen dan Administrasi Islam. 2(2): 1-22.