Assalamualaikum warrohmatullahi wabarokatuh..
Sobat fillah bagaimana kabarnya?? Semoga sehat dan selalu berada dalam perlindungan Allah SWT. Aamiin..
Kemarin, tepatnya pada Minggu, 6 September 2020 pukul 09.00 WIB, IONS ada kajian rutin setiap bulannya. Apa kajiannya?? Kajian Seputar Al-Qur’an dan Hadist.
Nah, KISAH kemarin membawa tema yang bikin baper millenial saat ini loh, “Menuju Penyempurnaan Separuh Agama”. Tema dengan pemateri sepasang suami istri, Ustad Koh Dennis dan Teh Yunda ini dihadiri peserta-peserta yang masih jofisahhh. Jomblo Fisabilillah.
Nah, kali ini IONS sudah merangkumkan materi yang telah dipaparkan kemaren..
Check it out..
Pernikahan, Ibadah terpanjang dalam Islam
Pernikahan adalah ibadah paling panjang dalam Islam. Pernikahan yang sukses adalah pernikahan yang menjadikan kedua insan semakin dekat dengan Allah SWT. Pernikahan harus dilakukan sesuai dengan syariat Islam agar dapat mendatangkan pahala dan menjadi berkah serta diridhoi oleh Allah. Menikah adalah sebuah perjalanan menemukan seseorang yang dapat menggenapi dan melengkapi kita.
Persiapan yang dibutuhkan menuju Pernikahan
1. Kesiapan Iman
Cinta adalah segala sesuatu yang menjadikan kita semakin dekat dengan Allah, sedangkan nafsu adalah segala sesuatu yang dapat semakin menjauhkan kita dari Allah. Kesiapan iman sangat penting untuk bekal pernikahan. Kita harus tahu dan juga bisa menjawab tiga pertanyaan mendasar tentang keimanan,
> Darimana kita berasal?
Kita diciptakan oleh Allah. Kita berasal dari Allah.
> Untuk apa kita diciptakan?
Kita diciptakan untuk beribadah kepada Allah.
> Mau kemana setelah kematian?
Surga atau neraka.
Ketiga pertanyaan tersebut dapat menjadi dasar keyakinan kita terhadap Allah. Hal tersebut juga dapat menjadikan kita takut kepada Allah, sehingga kita akan senantiasa menjalankan sesuatu sesuai perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Cara terbaik untuk mewujudkan rasa cinta kepada lawan jenis adalah dengan pernikahan.
2. Kesiapan Ilmu
Sangat penting untuk mempersiapkan ilmu sebelum menikah. Persiapkan ilmu sebelum menuju pernikahan dapat dilakukan mulai dari sekarang, yaitu dengan cara perbanyak mengikuti kajian-kajian Islam. Mempersiapkan ilmu ini juga untuk menjadikan diri kita lebih baik lagi. Jangan menunggu dididik oleh pasangan setelah menikah, tapi didik diri sendiri terlebih dahulu sebelum nantinya bersama-sama memperbaiki diri dengan pasangan.
3. Kesiapan Emosional
Dalam membina rumah tangga tentunya akan banyak tantangan atau permasalahan. Untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang akan muncul dalam berumah tangga, tentunya diperlukan kesiapan emosional. Kesabaran serta kemampuan menyelesaikan masalah perlu disiapkan sebelum pernikahan. Kesabaran ini sangat penting dalam pernikahan. Pastikan bahwa calon pasangan memiliki kesamaan visi dan misi dalam menikah, yaitu untuk beribadah agar senantiasa dekat dengan Allah. Pernikahan jangan hanya didasarkan pada rasa cinta yang bersifat sementara.
Jodoh, Cerminan diri
Untuk mempersiapkan diri agar menjadi lebih baik lagi dapat dilakukan dengan beberapa kiat, yaitu mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal kecil, dan mulai dari sekarang. Kita tidak akan mendapatkan pasangan sholeh/sholehah apabila kita tidak memantaskan diri, karena jodoh adalah cerminan diri. Kita harus berfokus untuk “menjadi”, bukan mencari. Berusaha menjadi yang terbaik agar Allah berikan jodoh yang terbaik untuk kita.
Tahapan menuju Pernikahan
Proses atau tahapan untuk menikah yang diajarkan dalam Islam yaitu melalui taaruf. Taaruf adalah suatu proses mengenal satu sama lain sebelum menikah. Perkenalan ini dilakukan melalui perantara yang memang paham ilmu tentang ini.
Tahapan menuju pernikahan disini meliputi perkenalan melalui perantara, dapat juga dengan menukarkan CV masing-masing melalui perantara. Apabila ada hal-hal yang ingin ditanyakan satu sama lain dapat dilakukan melalui perantara juga.
Selanjutnya kita dianjurkan untuk istikhoroh (meminta petunjuk kepada Allah), karena hanya Allah yang Maha Tahu siapa yang terbaik untuk kita. Apabila memang kedua pihak ingin melanjutkan proses ini, maka selanjutnya dapat dilakukan nadzor, yaitu pertemuan kedua pihak bersama orang tua masing-masing. Pertemuan ini tujuannya adalah untuk melihat calon pasangan, laki-laki diperbolehkan melihat wajah dan telapak tangan perempuan. Pada pertemuan ini juga dilakukan penjelasan CV masing-masing, serta keadaan diri yang sebenar-benarnya.
Apabila kedua pihak sama-sama setuju, maka dilanjutkan pada proses khitbah. Perempuan yang sudah di khitbah oleh seorang laki-laki tidak boleh dipinang oleh laki-laki lain. Setelah proses khitbah, dapat segera dilakukan akad agar menjadi SAH. Dalam Islam dianjurkan untuk menyegerakan atau mempercepat proses pernikahan.
Pertanyaan seputar “Menuju Penyempurnaan Separuh Agama“
Pertanyaan :
Di era yang serba bebas seperti saat ini, banyak sekali gangguan ataupun hal-hal yang seringkali menggoda kita. Maka bagaimana kita bisa terus menjaga hati dalam berkawan, baik dengan sesama jenis ataupun lawan jenis agar tidak berlarut dalam maksiat?
Penjelasan :
Yang perlu dilakukan adalah memperbanyak ibadah kepada Allah, serta memperdalam ilmu untuk memperkuat diri kita dari hal-hal yang tidak baik. Kita juga perlu bersikap tegas menutup atau memberi batasan terhadap hal-hal yang sekiranya dapat membuat kita terlarut dalam maksiat.
Pertanyaan :
Bagaimana menghadapi orang tua yang masih kental dengan adat dan juga memiliki pandangan pendapat tetangga ketika kita ingin menerapkan pernikahan syar’i termasuk saat walimah syar’i ?
Penjelasan :
Kita perlu bersabar untuk memberikan pemahaman kepada orang tua tentang pernikahan syar’i yang dianjurkan dalam Islam. Selain itu, sebelum memberikan penjelasan kepada orang tua kita perlu mempelajari bagaimana pernikahan syar’i yang dianjurkan dalam Islam tersebut. Setelah kita memahaminya, kita harus bersabar menjelaskannya kepada orang tua secara perlahan dan tetap istiqamah meskipun orang tua tidak langsung dapat memahaminya atau masih tetap menolaknya.
Pertanyaan :
Bagaimana pendapat ustadz dan ustadzah mengenai jodoh adalah takdir atau pilihan?
Jika jodoh itu takdir, mengapa kita disuruh memilih dan selalu dinasehatkan agar kita berhati-hati dalam memilih calon pendamping supaya tidak salah pilih? Namun jika jodoh itu pilihan, kenapa kita tidak bisa bersatu dengan orang yang kita pilih jika takdir tidak menggariskan? Bagaimana korelasinya antara jodoh, takdir dan ikhtiar ?
Penjelasan :
Allah memberikan banyak sekali pilihan dalam hidup kita, dan kita akan dimintai pertanggungjawaban dalam menentukan pilihan tersebut. Kita diberikan banyak pilihan, namun itu semua tidak keluar dari garis takdir Allah. Jodoh sudah digariskan oleh Allah. Jodoh kita sudah tertulis di Lauhul mahfuz dan kita tidak tahu siapa jodoh kita.
Takdir sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu qada dan qadar. Qada adalah ketentuan Allah yang sudah terjadi pada kita. Sedangkan Qadar adalah ketentuan Allah yang dapat kita usahakan, kita dapat melakukan ikhtiar untuk ini. Ikhtiar masuk ke Qadarullah, contoh dari ikhtiar ini adalah berusaha menjadikan diri lebih baik lagi. Berjodoh dengan siapa nantinya, itu merupakan buah dari ikhtiar kita. Ikhtiar terbaik kita bisa menentukan bagaimana nanti jodoh kita.
Nah, itu dia rangkuman pada KISAH kemarin. Semoga yang telah dipaparkan diatas dapat bermanfaat dan lebih memberikan pemahaman tentang persiapan menuju pernikahan. Aamiin..
Wassalamualaikum warrohmatullahi wabarokatuh..