Maknai Hari Raya Idul Fitri dengan Berbagai Amalan Sunnah

Assalamualaikum waromatullahi wabarokatuh..

Hari Raya Idul Fitri, hari dimana seluruh umat muslim di dunia merayakan kemenangan, kemenangan setelah sebulan penuh dibulan Ramadhan mengawal nafsunya. Dengan takbir yang mengumandang di setiap masjid maupun mushola. Seluruh umat muslim bergembira. Namun, kegembiraan ini harus terselimut kesedihan karena tersebarnya virus di seluruh dunia, pandemi COVID-19.

Makna Hari Raya

Hari Raya Idul Fitri merupakan puncak dari ibadah puasa kita, yang mana pada hari tersebut kita dapat menjadi pribadi yang lebih bertaqwa dan senantiasa terbiasa dalam berbuat kebaikan dan menghindari keburukan. Di lain hal, kita dapat lebih bersyukur atas segala hal yang kita miliki. Sehingga dapat menghargai apa yang telah Allah nikmatkan kepada kita.

Kata Id berasal dari kata aada-yaudu yang artinya kembali, sedangkan kata fitri berasal dari kata fathoro-yafthiru dapat diartikan suci, bersih dari dosa, kesalah, keburukan. Hal ini berarti dapat disimpulkan Idul Fitri berarti kembalinya kita kepada keadaan suci, atau dapat dikatakan bebasnya kita dari dosa dan keburukan sehingga keadaan kita kembali ke suci (fitrah). Berdasarkan hadits Rasulullah saw,

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hari Raya seharusnya dapat dimaknai dengan kebahagiaan, dimana pada hari ini terdapat karunia Allah yang amat besar. Berbahagia karena kita telah taat dalam beribadah. Berbahagia karena kita telah bersyukur atas segala kenikmatan-Nya, kenikmatan iman dan taqwa. Allah SWT befirman dalam Al-Qur’an,

“Katakanlah, “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus : 58).

Perlihatkan Kebahagiaan

Hari Raya, yang mana merupakan hari yang penuh kegembiraan, sudah sepatutnya kita menampakkan kebahagiaan. Pada hari ini umat muslim sedang merayakan hari kemenangannya. Sesuai dengan hadits Rasulullah saw,

Dari Aisyah ra, ketika para pemuda bermain pada pada hari raya di masjid, Rasulullah saw bersabda, “Agar orang-orang Yahudi mengetahuibahwa dalan agama kita juga ada waktu bersenang-senanag. Sesungguhnya aku diutus dengan agama yang hanif.” (HR. Ahmad).

Meskipun pada hari ini kita dianjurkan untuk memperlihatkan kebahagiaan kemudian bersenang-senang, kita harus tetap menjaga apa yang telah disyariatkan kepada kita. Memperlihatkan kebahagiaan dan bersenang-senang bukan berarti berbuat keburukan dan maksiat. Kita harus tetap menjaga kesucian dari hari tersebut, karena apabila kita melakukan hal-hal keburukan sama saja kita telah menodai nilai dari Hari Raya Idul Fitri.

Bersedekah dan Berkegiatan Sosial

Kebahagiaan bisa saja kita rasakan saat kita bermanfaat bagi orang lain. Salah satu hal yang bisa kita lakukan yaitu dengan bersedekah dan beramal sosial. Beramal sosial ini megandung nilai ketaatan dan ketundukan kita kepada Allah. Pada hari Raya ini, kebahagiaan pada kaum Muslimin akan merata.

“Setiap persendiaan manusia diwajibkan untuk bersedekah setiap harinya ari mulai matahari terbit. Mendamaikan dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah” (HR. Bukhari).

Zakat fitrah, pada bulan Ramadhan kita telah diperintahkan untuk berzakat fitrah dengan mengeluarkan harta dalam bentuk makanan. Zakat ini diberikan kepada fakir miskin dengan ukuran yang telah ditetapkan. Rasulullah saw bersabda,

“Zakat Fitrah (berfungsi) untuk mensucikan orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan buruk, dan untuk memberi makan fakir miskin.” (HR. Abu Dawud).

Jaga Silaturahmi

Mengenali nasab dan garis keturunan sangat dianjurkan Rasulullah. Hal ini dikarenakan memungkinkan terjadinya tali persaudaraan yang terus menerus. Rasulullah bersabda,

“Kenalilah nasab-nasabmu, maka tali persaudaraanmu akan terus bersambung. Sesungguhnya jika tali persaudaraan terputus, maka hubungan itu menjadi jauh meskipun sebetulnya dekat. Sebaliknya tapi persaudaraan itu menjadi dekat apabila kamu terus menyambungnya sekalipun telah jauh hubungannya.” (HR. Bukhari).

Selain dapat menyambung tali persaudaraan, mengenali nasab dapat menumbuhkan cinta dan kasih diantara saudara yang memungkinankan terjadinya saling tolong menolong. Hikmah lain dari mengenali nasab adalah memperbanyak rezeki dan memperbanyak umur, seperti dalam hadits Rasulullah,

“Belajarlah dari nasab-nasabmu hal-hal yang mempererat persaudaraan, sesungguhnya mempererat persaudaraan menumbuhkan kecintaan terhadap sanak saudara, memperbanyak rezeki, dan memperpanjang umur.” (HR. Tirmidzi).

Hari Raya di Tengah Pandemi COVID-19

Mengubah rutinitas di tengah pandemi COVID-19 tentu tidaklah mudah. Rasa cemas dan was-was membuat kita tak nyaman. Hari Raya Idul Fitri yang identik dengan mudik untuk bersilaturahmi dengan sanak saudara, harus kita tahan demi keselamatan kita bersama. Namun, ketidakberdayaan tersebut dapat kita atasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan komunikasi yang pesat ini. Mudik offline yang memungkinkan kita untuk bertatap muka secara langsung dapat digantikan dengan mudik online melalui handphone yang menyediakan komunikasi lewat audio maupun video (video call).

Dengan cara diatas, makna Hari Raya dan Silaturahmi tetap dapat kita rasakan dan tentunya cara tersebut sesuai anjuran pemerintah yang melarang masyarakat untuk mudik saat virus COVID-19 ini masih tersebar luas, bahkan terus bertambah setiap harinya. Mari kita tingkatkan kesadaran untuk tetap di rumah dan menjaga kesehatan, itulah salah dua cara kita membantu tenaga medis yang menjadi pahlawah garda terdepan melawan virus COVID-19 ini.

Semoga kita dapat mengambil hikmah dari pandemi COVID-19 yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri ini. Dengan kondisi tersebut, semoga kita juga dapat terus istiqomah dalam beribadah kepada Allah. Dan selalu mengingat bahwa hanya Allah yang dapat memberi perlindungan kepada kita, dari marabahaya dan segala keburukan. Aamiin..

Sekian sahabat fillah, semoga apa yang telah dipaparkan diatas dapat memberi sedikit pengetahuan, apabila ada kurang atau salahnya mohon maaf.. Taqabbalallahu minna wa minkum.. minal aidzin wal faidzin..

Wassalamu’alaikum warrohmatullahi wabarokatuh..