Nabi Yusuf: Cobaan Ketampanan dan Penafsir Mimpi
Nabi Yusuf as merupakan salah satu nabi dari 25 nabi yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Beliau merupakan anak dari Nabi Ya’qub as sekaligus keturunan Nabi Ibrahim as, dari Nabi Ishaq as.
“Seorang yang mulia, anak dari seorang yang mulia, cucu dari seorang yang mulia, cicit dari seorang yang mulia, yaitu Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim.” (HR Bukhari dan Ahmad)
Nabi Yusuf termasuk orang yang mulia, bukan hanya karena garis keturunannya, melainkan sifatnya juga dalam menyikapi ujian yang diberikan oleh Allah swt. Nabi Yusuf diperintahkan oleh Allah swt berdakwah untuk bangsa Kan’an dan Firaun di Mesir.
Nabi Yusuf dikaruiai dengan wajah yang tampan yang menjadi salah satu cobaan atau ujian baginya. Saking tampannya, Nabi Yusuf as dijebloskan ke dalam penjara karena membuat majikannya tidak nyaman. Hal ini dikarenakan banyak perempuan Mesir yang mengunjungi rumahnya hanya untuk menyaksikan wajah tampan Nabi Yusuf as. Terdapat kisah terkenal dimana saat itu para wanita Mesir sengaja dikumpulkan oleh Zulaikha (istri Aziz) untuk membuktikan begitu tampannya wajah Nabi Yusuf as yang mana setelah melihatnya, para wanita Mesir tersebut tidak sadar telah mengiris jari tangan mereka sendiri. Ketampanan Nabi Yusuf juga telah diungkapkan oleh Rasulullah SAW yaitu “ketampanan Nabi Yusuf ibarat separuh keindahan seluruh alam semesta, sementara separuhnya lagi dibagikan kepada semua penduduk Bumi”. Ketampanan Nabi Yusuf menjadi cobaan atau ujian baginya karena pernah dituduh melakukan pelecehan terhadap istri seseorang, namun karena Nabi Yusuf as memiliki sifat mulia sehingga terbukti tidak bersalah.
Selain ketampanan, Nabi Yusuf as juga diberikan kemampuan untuk menafsirkan mimpi. Hal ini bermula dengan mimpi Nabi Yusuf as yang melihat sebelas bintang, matahri, dan bulan, yang semuanya sujud kepada Nabi Yusuf as. mimpi tersebut menjadi pertanda bahwa Allah swt telah menurunkan wahyu kepadanya. Mimpi tersebut ditafsirkan dimana sebelas bintang adalah sebelas saudaranya, matahari sebagai sang ayah, dan bulan sebagai sang ibu yang mana bersujud padanya berarti patuh. Kemampuan tafsir mimpi Nabi Yusuf as terkisah saat beliau menafsirkan mimpi dari sang raja.
Sang Raja Mesir yang bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus, tujuh tangkai gandum yang hijau, dan tujuh tangkai lainnya yang kering. Raja Mesir itu lantas memanggil Nabi Yusuf dan memintanya menafsirkan mimpi serba tujuh itu. Jadi, tujuh sapi gemuk mewakili kebaikan dan kesuburan, sedangkan tujuh sapi kurus menandakan keburukan dan kekeringan. Nabi Yusuf memaknainya sebagai tujuh tahun musim panen dan tujuh tahun kekeringan panjang. Sementara itu, biji gandum mewakili hasil pertanian. Menurut Nabi Yusuf, selama tujuh tahun musim panen dan tanah sedang subur, pemerintah dan rakyat perlu berhemat dengan menyimpan sebagian hasil pertanian untuk tujuh tahun berikutnya. Setelahnya, sang raja langsung memerintahkan anak buahnya untuk membuat lumbung. Lumbung tersebut digunakan untuk menyimpan bahan makanan perbekalan yang sekiranya cukup untuk tujuh tahun kemarau panjang seperti yang diramalkan.